Universitas Muhammadiyah Mamuju

Unggul Berbasis Ecodesign (The Social Entrepreneurship University)

AKTUALISASI NILAI ISRA MI’RAJ DALAM KEHIDUPAN

Furqan Mawardi
Wakil Rektor 1 Universitas Muhammadiyah Mamuju

Setiap kejadian selalu memberikan hikmah dalam kehidupan. Pada peristiwa superdahsyat Isra mi’raj, terdapat banyak pelajaran yang dapat direnungi dan dimaknai.

Isra’nya Nabi dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina merupakan simbol perjalanan nabi dimulai dari masjid ke masjid. Pada peristiwa ini memiliki pesan bahwa Masjid itu sebagai pusat awal peradaban. Masjid memiliki simbol makna spiritual. Bahwa apabila ingin mengarungi perjalanan maka tentu selalu bergantung kepada Allah sang pemilik segala alam.

Perjalanan yang dimaksud bukan hanya sifatnya perjalanan yang berjarak antar satu tempat ke yang lain. Akan tetapi termasuk perjalanan yang kita tempuh dalam kehidupan dunia menuju di akhirat kelak.

Semua aspek kehidupan perjalanan manusia di dunia ini yang dari tempat yang satu ke tempat yang lain tentu wajib senantiasa berada dalam lingkup aturan. Naik kendaraan mesti dilengkapi sim dan stnk serta kendaraan berada pada posisi layak  untuk dikendarai. Tujuannya supaya dapat sampai ke tujuan dengan selamat.

Demikian pula ketika perjalanan di dunia ini dipahami  bahwa ia merupakan perjalanan kita menuju kampung akhirat. Memerlukan banyak aspek serta atauran yang mesti dipahami dan ditaaati.

Alat petunjuk bagi orang beriman menuju keselamatan adalah petunjuk-petunjuk Ilahi yang tidak lain adalah segala aturan dalam Al-quran dan as-sunnah.

Demikian pula apabila  kita ingin menengok dalam sejarah, bangunan pertama yang nabi bangun ketika hijrah dari Mekkah ke Madinah adalah masjid. Menjadi pertanyaan, kenapa masjid? karena Masjid merupakan awal mula tempatnya nabi mengkader para sahabat-sahabat terbaiknya, para kader-kader pilihan yang akan dan membersamai Nabi untuk menyebarkan risalah Islam ke seantero dunia.

Masjid juga sebagai markaznya para pencari ilmu. Pada zaman nabi, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah ritual saja. Namun juga sebagai pusatnya orang-orang memperoleh banyak ilmu.

Semenetara dalam memahami dan mengaktualisasikan makna Mi’raj, Miraj ini adalah simbolnya naik. Memiliki makna bahwa kehidupan kita senantiasa wajib untuk meningkat dalam segala kebaikan dari sisi dan aspek apapun. Terutama dalam aspek ibadah.

Meningkat yang dimaksud disini adalah adanya perubahan dalam ibadah yang lebih baik, mengalami peningkatan dalam shalatnya, meningkat sedekahnya. Apabila sudah berumah tangga maka makin meningkat kasih sayangnya kepada pasangannya.

Suami makin meningkat perhatian dan kasih sayangnya kepada  istri dan keluarganya. Demikian pula sang istri mengalami peningkatan baik kuantitas dan kualitas rasa cintanya kepada anak dan suaminya. Inilah makna Mi’raj dalam aspek rumah tangga, yakni mengalami peningkatan kebaikan dalam hidup.

Dalam aspek kepemimpinan, aktualisasi mi’raj dalam kehidupan pemimpin bermakna adanya peningkatan perhatian dan pelayanan kepada warga yang dipimpinnya. Pemimpin yang sadar atas jabatannya  akan menyadari bahwa menjadi pemimpin  sejatinya harus selalu hadir untuk melayani bukan sosok yang selalu ingin  dilayani.

Semangat pelayanan dan perhatian yang prima serta inovasi tiada henti untuk mewujudkan masyarakat makin sejahtera merupakan bentuk spirit mi’raj yang mesti terus diaktualisasikan oleh setiap pemimpin.

Kebiasaan pemimpin yang baru akan serius menyapa dan melayani rakyat ketika akhir periode supaya dapat dipilih kembali merupakan kebiasaan buruk yang mesti ditinggalkan.

Kita merindukan para sosok pemimpin sekelas bung Syahril, Muh Natsir, Soekarno, Hatta dan para tokoh panutan lainnya. Mereka-mereka adalah sosok yang rela mengorbankan segala dimilikinya untuk kejayaan rakyatnya.

Sosok pemimpin yang rela menderita demi dan untuk melihat bangsanya merdeka dan berjaya. Kita mungkin saat ini belum akan merasakan kemerdekaan apabila tidak memiliki para pejuang dan tokoh yang hebat di masa lalu. Mereka mengorbankan semua itu karena mereka sadar bahwa hasil pengorbanan mereka kelak akan dirasakan oleh generasi selanjutnya.

Demikian pula dalam aspek pendidikan. Guru, dosen pengajar, tidak boleh stagnan dalam hal metode pembelajaran. Spirit miraj (peningkatan) mesti selalu dilakukan. Pengajar memiliki kewajiban untuk terus meningkatakan kapasitas sebagai pengajar yang handal. Ilmunya mesti terus ditambah dengan cara terus belajar. Media pembelajaran untuk meningkatan kapasitas sebagai pengajar  saat ini begitu banyak, tinggal membutuhkan kemauan dan keseriusan.

Guru, dosen, pengajar pada zaman ini wajib disenangi dan dicintai oleh anak didiknya. Sudah bukan lagi zamannya peserta  didik harus takut oleh gurunya karena muka  seram atau sering marah. Sudah saatnya setiap pengajar menjadi sahabat, teman yang mangasyikkan bagi murid untuk bisa belajar. Dengan demikian maka ilmu akan lebih mudah mereka cerna dan pahami.

Pesan Nabi yang menggolongkan manusia menjadi tiga golongan yang pertama ada orang beruntung, ada orang rugi dan ada orang celaka. Golongan celaka adalah manusia yang kehidupannya lebih buruk dari hari sebelumnya dan orang yang merugi adalah orang yang tidak mempunyai peningkatan dalam hidupnya (Stagnan), baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sementara yang masuk dalam ketegori beruntung adalah golongan manusia yang terus memiliki ghirah menuju peningkatan kehidupan dalam semua aspek kebaikan.

Isra miraj telah memberikan kita pelajaran dan sekaligus pesan bahwa kehidupan ini mesti senagtiasa mengalami peningkatan kebaikan dalam segala aspek kehidupan. Dan cara untuk mencapainya kita mesti selalu berfastabiqul khoerat.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

One Response

  1. sangat menginspirasi bahwa semua aspek kehidupan manusia didunia ini yg dari tempat satu ketempat lain wajib berada dalam lingkup aturan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *